Kamis, 11 Juli 2013

Neuropsikologi


NEUROPSIKOLOGI
1.      Latar Belakang Neuropsikologi
a.      Sejarah Neuropsikologi
Sejarah singkatnya studi mengenai perubahan-perubahan perilaku yang menyertai cidera pada bagian-baian tertentu dari otak memiliki sejarah panjang. Beberapa contoh paling awal dapat ditemukan dalam barang-barang peninggalan jaman Mesir kuno yang berangkat tahun 3000 – 2500 SM. Disana didiskripsikan fitur-fitur fisik otak dan contoh-contoh kasus, termasuk saran-saran penanganannya.
Galen (130 – 200M), seorang di kekaisaran romawi, menangani para gladiator yang cidera. Dalam perannya inilah ia melakukan observasi-observasi yang menghasilkan beberapa pengetahuan tentang hubungan berbagai tipe trauma dengan perubahan-perubahan perilaku yang mengikutinya.
      Beralih kezaman yang relatif modern, pada 1861 Paul Broca mengembangkan teori-teori penting tenttang penemuan kasus “Tan”- nya yang termasyur. Tan adalah seorang pasien yang kehilangan kemampuan bicara selama lebih dari 20 tahun sebelum kematiannya. Dengan melakukan otobsi terhadap Tan, Broca menemukan keberadan Lesi dibelahan otak kiri Tan, dibagian yang kelak diberi nama broca’s area. Ini memberikan data yang mendukung kontroversi yang signifikan pada masa itu lokalisasi fungsi.



2.      Pengertian Neuropsikologi
Neuropsikologi mempelajari hubungan antara otak dan perilaku, disfungsi otak dan defisit perilaku, dan melakukan asesmen dan treatment untuk perilaku yang berkitan dengan fungsi otak yang terganggu. Dalam, lima tahun terakhir, neuropsikologi berkembang pesat ini terlihat dari jumlah anggota asosiasi neuropsikologi, program pelatihan, makalah-makalah yang dipublikasikan, dan posisi-posisi tugas berkaitan dengan neuropsikologi di Amerika yang meningkat(phares, 1992). Sebagian ilmu neuro psikologi dianggap salah satu bagian dari biopsikologi. Bidang lainnya yang juga termasuk biopsikologi, psikologi faal, psikofarmakologi, psikofisiologi, dan psikologi perbandingan. Neuropsikologi adalah interface neurologi dan neurosains, yang dipacu oleh kemajuan yang sangat pesat dalam penelitian biokimia, ilmu faal, histologi susunan syaraf pusat.
Peran Neurolog dan neuropsikolog klinis harus dibedakan. Seorang neurologist (neurolog) adalah seorang dokter medis dengan gelar Medical Doctor (MD) yang biasanya memiliki spesialisasi dibidang asesment dan penanganan farmakologis untuk berbagai gangguan sistem saraf. Seorang neuropsychologist (neuropsikolog) klinis biasanya merupakan psikolog klinis yang mendapat latihan dan pengalaman tambahan tentang hubungan antara otak dan perilaku. Neuropsikolog biasanya bekerja bersama psikiater, neurolog, terapis okupasional, terapis fisik, terapis bicara, dan profesional lain dalam pendekatan tim-terkoordinasi dimana masing-masing profesional memberikan informasi yang berguna untuk profesional-profesional lainnya.


OTAK : STRUKTUR, FUNGSI, DAN GANGGUAN
Bagan Skematis Pembagian Otak Manusia



OTAK BESAR
(SEREBRUM)








OTAK TENGAH
(MESSENSEFALON)





OTAK


OTAK KECIL
(SEREBELUM)









SUMSUM SAMBUNG
(MEDULLA OBLONGATA)








JEMBATAN VAROL
(PONS VAROLI)

                                            
Berat otak kira-kira 2 % dari berat badan, tapi sekitar 18 % dari volume darah seluruhnya beredar dalam sirkulasi darah otak. Otak juga menggunakan sekitar 20 % dari oksigen yang dihirup melalui paru. Secara anatomi pada korteks selebri terdapat beberapa fisura dan sulkus yang memisahkan lobus-lobus frontalis, parietalis, temporalis dan oksipitalis. Lesi pada serebri dapat menimbulkan sindroma kortikal, lesi destruktif (paralitik) mengakibatkan defisit neurologik, sedang iritatif mengakibatkan fenomena positif.

Fungsi Otak :
§         Otak Besar (SEREBRUM)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensia), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreatifitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
§         Otak Tengah (MESENSEFALON)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
§         Otak Kecil (SEREBELUM)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
§         Sumsum Sambung (MEDULLA OBLONGATA)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
§         Jembatan Varol (PONS VAROLI)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Fungsi Lobus-Lobus Pada Otak Besar
Ada 4 macam lobus pada otak besar, yang masing-masing berfungsi sebagai:
1.      Lobus Frontalis (ada pada bagian depan)
Ø      Merupakan tempat berpikir (Intelektual)
Ø      Untuk pembentukan konsep, daya meringkas, pengambilan keputusan
Ø      Fungsinya berhubungan dengan semua gerak dan tingkah laku motorik atau aksi-aksi motor
Ø      Bertanggung jawab terhadap semua rencana dan pelaksanaan gerak (mengolah, memproses, mempersiapkan, dan mengorganisasikan) yang berhubungan dengan aksi-aksi motorik secara sadar
Ø      Sebagai pusat untuk mengendalikan kepribadian (personality) dan emosi tingkah laku (perilaku)
Ø      Sebagai pikiran kreatif
Ø      Sebagai pusat konsentrasi, perluasan pikiran (meningkatnya ) kedalaman dan keabstrakan berbagai pikiran, misalnya :
·         Merencanakan masa depan
·         Menunda tindakan sebagai respon terhadap isyarat sensoris dapat
dipertimbangkan sampai respon yang terbaik diputuskan
·         Mempertimbangkan akibat-akibat kegiatan motoris bahkan sebelum
kegiatan ini dilakukan
·         Memecahkan masalah-masalah matematis, hokum/ filosofi yang
rumit
·         Menghubungkan semua jalan informasi dlam mendiagnosis suatu
masalah
·         Mengatur kegiatan seseorang sesuai dengan hukum moral

2.      Lobus Oksipitalis
Ø      Berperan utama dalam menerima informasi yang berasal dari semua yang
dapat dilihat oleh mata
Ø      Untuk memproses dan membuat persepsi terhadap semua informasi
penglihatan dan kesadaran sensasi warna
Ø      Untuk mengirim pesan ke mildbrain untuk membantu mengkoordinasikan
dan mengontrol gerakan mata, mengatur lubang pupil dan kemampuan
akomodasi

3.      Lobus Parientalis (terbagi menjadi 2 bagian kana-kiri)
Ø      Sebagai pusat kortex somasensoris dan berdekatan dengan kortex
assosiasinya.
Ø      Untuk memproses dan membuat persepsi semua informasi yang berasal
dari reseptor saraf sensori.
Ø      Selalu berhubungan dengan bagian otak depan untuk mengklarifikasi
aksi-aksi motorik yang hendak diperbuatnya secara sadar
Ø      Untuk membantu mengontrol dan mengendalikan gerakan yang lebih
baik, cocok, pantas dan mengandung nilai-nilai seni serta karya yang
memadai
Ø      Memproses dan mengintegrasikan informasi sensori, misalnya : rasa
nyeri, suhu, raba, dan tekan

4.      Lobus Temporalis (ada dibagian atas telingan kanan-kiri)
Ø      Sebagai fungsi pendengaran
Ø      Untuk meproses dan mengadakan persepsi semua informasi yang
didengarnya
Ø      Berkaitan dalam memproses informasi visual
Ø      Untuk membantu mengendalikan emosi dan tingkah laku dan
mempengaruhi saraf otonom
Ø      Berkaitan dengan proses belajar dan memori

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan adanya kerusakan pada otak. Pertama adalah trauma dan luka kepala. Akibat utama dari cedera kepala bermacam-macam diantaranya adalah terganggunya fungsi otak meskipun biasanya tidak sampai menimbulkan kerusakan permanen. Akibat lain memar yang bahkan bisa mencapai tingkat parah diikuti oleh keadaan koma dan delirium. Kemungkinan kedua adalah kecelakaan cerebrovaskuler. Terhambatnya aliran darah ke otak dapat disebut dengan stroke. Hal inilah yang umunya menyebabkan kerusakan pada orang dewasa bahkan penyakit menempati peringkat utama sebagai penyakit mematikan. Kemungkinan ketiga adalah tumor, khususnya tumor otak yang tumbuh baik diluar atau didalam otak atau akibat dari sel-sel yang mengalami metastatik yang disebarkan oleh cairan tubuh dari organ lain seperti paru-paru atau payudara.
Sebab lain adalah penyakit-penyakit degeratif yang ditandai oleh adanya degenerasi saraf-saraf disusunan saraf pusat. Penyakit-penyakit degeneratif yang umum adalah Parkinson, Alzheimer dan demensia. Kerusakan otak dapat pula disebabkan oleh kekurangan nutrisi, gangguan keracunan maupun penyalagunaan alkohol yang kronis.
Luka otak atau trauma dapat menghasilkan sejumlah gangguan kognitif dan behavioral. Beberapa bentuk gangguan tersebut dapat berbentuk :
1.       Gangguan orientasi, misalnya ketideakmampuan untuk mengetahui orang-
orang disekitarnya, nama hari dalam seminggu dan lain-lain.
2.       Gangguan ingatan, pasien lupa kejadian-kejadian khususnya yang terbaru,
terkadang juga menunjukkan gangguan kemampuan untuk belajar dan mengingat informasi baru.
3.       Gangguan fungsi intelektual ,pemahaman,berhitung mengungkapkan
kalimat, dan mungkin juga pengetahuan umumnya.
4.       Gangguan penilaian,pasien sulit mengambil keputusan bahkan yang
sederhana sekalipun misalnya untuk tidur,makan, dan lain-lain.
5.      Memiliki afek emosi yang labil,terlalu mudah tertawa atau menangis.
6.      Kehilangan daya tahan emosi dan mental,pasien mungkin berfungsi
dibawah kondisi normal.
7.      Sindrom lobus frontal,adanya sekelompok simtom gangguan control
impuls, ketidakmampuan merencanakan,apatis,dan lain-lain.

3.      Tujuan  Neuropsikologi
·           Mambantu menegakkan peraturan dalam melakukan diagnosis  tertentu
·           Membuat prediksi mengenai prognosis maupun penyembuhannya
·         Neurology memiliki peran utama dalam memberikan intervensi dan
rehabilitasi.

4.      Ruang lingkup Neuropsikologi
Neuropsikologi klinis adalah cabang psikologi klinis yang bertujuan mendeteksi dan mendiagnosis proses neurologi, neuropatologi dan menjembatani gap antara neurologi dengan ilmu-ilmu perilaku. Neuropsikologi klinis melakukan evaluasi kekuatan dan kelemahan aspek kognitif, aspek prilaku dan aspek psikologis, serta menentukan hubungan dengan fungsi otak (Newmark,1985).


DAFTAR PUSTAKA

Sundberg, Norman D, dkk. 2007. Psikologi Klinis: Perkembangan teori, praktik dan penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slamet, Suprapti dan Markam, Sumarmo. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

1 komentar:

  1. selamat pagi mohon maaf saya boleh minta tolong nggak? tlong krm review journal Neuropsikologi ya?
    ]

    BalasHapus